17 June 2005
Oleh Dja Endar Moeda
Riwajat Poelau Sumatra
N. Venn Snelspersdrukkerij Insulinde
Padang 1903.
Adapoen jang dinamai Mandailing itoe, adalah terbahagi atas doea bahagian: pertama Groot Mandailing dan Patang Natal: kedoea Klein Mandailing Oeloe dan Pakantan. Djoega radja radja pada kedoea loehak itoe berbahagi atas doea soekoe; jaitoe, radja radja Mandailing Besar bersoekoe “Nasoetion”, (nasaktion): ertinja soekoe kiramat, di Mandailing ketjil ialah soekoe (Loebis), maka nama soekoe loebis itoe, jang diambilnja dari pada nama sesaorang orang Poelau Soeloe namanja Si Angin Boegis, klak akan datang bitjaranja.
Sekarang soedah 17 soendoet orang, telah laloe, adalah kedapatan diloehak
Mandailing ini, doea radja yang termasjhoer; pertama Soetan Perampoen di Padang
Garoegoer; kedoea Soetan Poeloengan di Oeta Bargot.
Alkesah terseboetlah soeatoe riwajat, pada soetoe hari, pergilah
Soetan Poeloengan radja Oeta Bargot jang terseboet berboeroe roesa, dengan
beberapa pengiringnja. Takdir Allah menjalaklah andjingnja, jang bernama
Sampaga-Toea, maka bereboetlah segala pengiringnja mengedjar perboeroean itoe,
tiba tiba dilihat merikaitoe kiranja saorang anak laki-laki jang disalak
andjing itoe, terletak diatas batoe, jang diboengkoes dengan kain soetera
pelangi, dibawah sepoehoen kajoe beringin. Maka anak itoepoen diambil oranglah
dan dibawak kepada Soetan Poeloengan, selaloe dibawak poelang ke kampoeng dan
diberikan kepada saorang boedak perampoean namanja Saoewa, maka dipiaranjalah
anak itoe dengan sepertinja.
Kata setengah riwajat, sebab si Saoewa tiada mempoenjai ajer
soesoe, maka di soesoekannjalah anak itoe kepada saekor ……. jang sedang
menjoesoekan anaknja, tempat itoe di namai (baoeroar), sebab itoelah anak itoe
dinamai Nabaoeroar, tetapi setengah riwajat Nabaoeroar itoe diambil dari pada
nama saorang laki laki jang didjadikan pengasoehnja anak itoe, maka
Nabaoeroarpoen semakin hari semakin besar.
Kata sehiboelhikajat, Soetan Poeloengan ada mempoenjai saorang
anak laki laki jang sama besar dan seroepa dengan Nabaoeroar, baq pinang
dibelah doea, sebab itoelah atjap kali orang kampoeng dan hamba hambanja, sesat
memberi hormat dan memberi makan, oleh kerena itoelah mendatangkan tjimboeroe
kepada Soetan Poeloengan dan isterinja.
Hatta pada soeatoe hari, waktoe Soetan Poeloengan hendak
menegakkan astana, maka diparentahkanja, soepaja Nabaoeroar dijadikan alas
tiang di bosoer (tiang toea) astana itoe, dan diberi bertanda dengan tjoreng
sadah dikenang Nabaoeroar. Takdir Allah anak Soetan Poeloengan menjoreng
keningnja poela dengan sadah, seperti tjoreng kening Nabaoeroar.
Setelah Si Saoewa mendengar chabar behasa Nabaoeroar akan
didjadikan alas tiang toea astana, maka dengan segira dibawaknja lari anak itoe
dan bersemboeni pada seboeah dangau sawah jang tinggal, jang soedah dipaloet
oleh akar-akar. Djadi ditangkap oranglan anak Soetan Poeloengan sselaloe
dialaskannjalah ke tapakan tiang astanah roemah gedang, hingga mati.
Waktoe hendak makan, riboetlah orang mentjahari anak Soetan
Poeloengan itoe, maka tetekala ketahoean bahoea jang dialaskan itoe anak Soetan
Poeloengan, maka orang tjarilah Nabaoeroar, tetekala merikaitoe sampai hampir
dengau tadi, maka barboenilah boeroeng ketitiran diboeboengan dengan dangau
itoe, djadi pada persangkaan orang itoe, tentoe tiada orang disitoe, bila
beorang, njatalah ketitiran itoe, tiada berani hinggap di sitoe, maka
kembalilah merikaitoe, sebab itoelah segala ketoeroenan Nabaoeroar marsabang
(berpantang) makan boeroeng ketitiran, sampai kepada masa ini.
Sjahdan nabaoeroarpoen dibawak lari oleh si Saoewah ke seberang Aek Gadang
(Batang Gadis) sehingga damai poroemahan itoe “parbagasan babiat soboeon”,
itoelah tempat peroemahan astana Panjaboengan Tonga jang sekarang.Tjerita ini
dipendekkan sahadja, kerena banjak dalamnja tjerita jang tiada kena oleh akal,
apa lagi penoelis bermaksoed sekedar bergoena boeat taal-land-en volkenkunde
sadja.
Di sitoelah Nabaoeroar di gelar Soetan di Aroe, dan meradjai
doea kampoeng jang dinamai anak ni Dolok anak ni Lombang.Tempat itoelah pertengahan
pada segenapo kampoeng jang berkoeliling disana, maka orang perboeatlah tempat
itoe, tempat perdjoedian saboeng ajam, sebab itoelah tempat itoe orang namakan
Panjaboengan sampai kepada masa sekarang. Lama kelamaan tempat itoe, mendjadi
ramai, dan lagi Soetan di Aroe, sangat ditjinta oleh anak boeah, kerena
boedinja sangat baik, dan amat ditakoeti orang, sebab persangkaan orang Soetan
di Aroe anak dewa.
Soenggoehpoen Soetan Poeloengan soedah tahoe,bahasa Nabaoeroar
ada di Panjaboengan, tetapi ia tiada berani lagi, hanja berdendam sahadja
didalam hatinja. Apakah sebab Nabaoeroar seroepa dengan anak Soetan Poeloengan
itoe? Soenggoehpoen penoelis memaaloemi hal itoe, akan tetapoi beratlah rasanja
akan menerangkan itoe, melainkan terseboet didalam tambo, Nabaoeroar anak dari
Iskander Sjah. Itoelah laksana hikajat Toeankoe, Pagar Roejoeng, jang asalnja
dari boeah kerambil nioer gading jang di pandjat oleh Salamat Pandjang Gombak;
dimanakah nioer gading itoe sekarang?
Maka oleh kerena saktinjalah Nabaoeroar itoe, diseboet orang
soekoe Nasoetion. Adapoen Soetan di Aroe itoe, mempoenjai saorang anak
jang amat berbahagia ialah Baginda Mengaradja Enda, Baginda inilah jang
mengembangkan dan memasjhoerkan keradjaan Panjaboengan.
Masa Baginda inilah Soetan Perampoean Padang Garoegoer dialahkan
perang. Adapoen perang ini asalnja, dari saorang boedak Baginda bernama ompoe
ni Mangaroeng terboenoeh di Loemban Koeajan (Soeroematinggi Ankola Djae) oleh
Radja Bengkas, soedara dari Soetan Perampoean.
Dalam perang ini, adalah 4 radja radja serikat melawan Baginda;
jaitoe, Padang Garoegoer, Soetan Mendeda, Oeta Bargot, Radja Goemanti Porang,
Pidoli Dolok, Radja Sordang Nagori, Pidoli Lombang, lagi dibantoe saorang
panglima jang amat bernai, Baroeang sodang-dangon, namanja, orang dari Moera
Tais Ankola Djae.Pada peperangan ini, menanglah Baginda Mengaradja Enda, oleh
kerena Baroeang Sodangdangon, panglima jang terseboet di atas berchianat, dan
djoega oleh kerena kegagahan saorang poetera Baginda jang bernama Soetan Koemala
Sang Jang di Partoean Radja Oeta Siantar.
Adapoen Soetan Koemala Sang Jang di Pertoean orang seboet anak
dewa djoea, kerena boroe loebis Roboeran Dolok isteri jang pertama dari Baginda
Mangaradja Enda, soedah toea, tetapi beloem berpoetera. Dengan takdir Allah
hamilah permisoeri itoe dengan tiada di samai oleh Baginda, hal ini
mendatangkan tjimboeroean baginja.Pada soeatoe malam diintai oleh Baginda pada
astanah permaisoeri itoe, maka terlihatlah oleh Baginda datang soeatoe tjahaja
merahapi kepada permaisoeri itoelah jang djadi bapak oleh Sang Jang di
Pertoean.
Alkesah waktoe poetoes waris radja di Loemban Sibagoeri,
didjepoet oranglah Sang Jang di Pertoean mendjadi radja di Loemban Sibagoeri,
maka diantarlah ia kesana dengan segala adat kebesaran, sebab itoelah Loemban
Sibagoeri ditoekar nama dengan Oeta Siantar, sebab radjanja, jang diantar
kesana. Masa itoelah Mandailing besar terbahagi atas doea bahagian 1e;
Mandailing Djoeloe, 2e Mandailing Djae; segala jang taaloek kepada Sang Jang di
Pertoean dinamai Mandailing Djoeloe dan segala jang taaloek kepada Baginda
Maharadja Enda dinamai Mandailing Djae, dan diwataskan di Batoe Gondit dan
Ajoeara sidjoembe Porang.
Waktoe perang Padang Garoegoer soedah selesai, maka tjerai
berailah segala radja jang 4 serikat itoe. Soetan Perampoean dan anak
soedaranja Radja Iro Rongit Sigongonan lari ke Aiti (Tamoese). Fihak Maharadja
Tinaja tinggal di Mompang, itoelah ketoeroenannja Kepala Koeria Aek na Ngali
jang sekarang. Radja Goemanti Porang dan Sordang Nagori lari ke Rao,
ketoeroenan itoelah Toeankoe Laras Sontang dan Tjoebadak, dan Soetan Mandeda
tinggal di Oeta Bargot djoega, sekarang soedah djadi djadjahan
Penjaboengan.Adapoen kepada koeria Pidolo, Goenoeng Toea, Baringin, Maga,
Moeara Sama dan Moeara Perlampoengan ialah ke toeroenan Soetan Koemala Sang
Jang di Pertoean Oeta Siantar.
Adapoen sekalian radja radja (kepala boemi poetera) di
keresidinan Tapanoeli jang teroetama sekali, banjak berboeat bakti kepada
daulat Gouvernement, ialah radja radja Mandailing, sebab menoeloeng
Gouvernement waktoe perang paderi, dan beberapa jang ternama di dalam perang
Bondjol dan Rao, seperti regent Radja Gadoembang, jang di Pertoean kota
Siantar, Gegar Tengah Hari Limo Manis, d. l. l., apa lagi sampai sekarang amat
bersetia dan berchadamat kepada Gouvernement.
Sedjak keradjaan Baginda Mangradja Enda dan Sang Jang di
Pertoean, sampai sekarang, termasjhoerlah tanah Mandailing sampai kemana mana,
hingga orang Batak, jang pergi merantau kemana mana menjeboetkan jang ia orang
Mandailing djoea, sebab pada negeri lain lain, orang beloem kenal.
Kata sahib berita, pada masa keradjaan Madjopahit ditanah Djawa,
adalah saorang Nachoda, orang dari Poelau Soeloe bernama si Angin Boegis
berlajar ke Tanah Djawa, maka menjaboenglah nachoda itoe disana. Dalam
perdjoedian menjaboeng ajam ini, ia selaloe kalah, hingga habis hartanja,
tetapi pada soeatoe hari dapat oleh si Angin Boegis toeah ajam poesakanja, jang
dinamakan “Idjo bingkoeang poetih boetan toekang Madjopahit”. Adapoen sebab
dinamainja toeah ajam itoe boeatan toekang Madjopahit, sebab pada koetika ajam
itoe diboeboeh orang, kedapatanlah padanja didjaitkan orang Madjopahit, bidji
sawi hitam. Maka ajam si Angin Boegis inipoen menang hingga kembali segala
kekalahannja, sampai sekarang toeah ajam jang terseboeat, menjadi poesaka bagi
ketoeroenannja ditanah Mandailing.
Maka si Angin Boegispoen kawinlah ditanah Djawa beroleh anak
laki laki, Raden Patah namanja. Raden Patah inilah pergi berlajar ke Sumatra
pesisir Barat dan mengadoe kerbau dengan radja Pagar Roejoeng, itoelah atsal
nama Menang Kerbau. Sesoedah Raden Patah kalah dari pada mengadoe kerbau
itoe, maka berlajarlah ia meneodjoe sebelah oetara dan meninggalkan saorang
anaknja di Moeara Sjngkoeang bernama Namora Pandai Besi. Namora Pandai Bosipoen
moediklah ke hoeloe sampai ke Siondop jang sekarang, akan tetapi ia tiada
tinggal disana, sebab disitoe soedah ada radja ketoeroenan Toean Tongga Magek
Djabang dari Pariaman., Ranggar Laoet namanya, itoelah ketoeroenan Siondop dan
Soeroematinggi Ankola.
Namora Pandai Bosi, singgah di Partihaman dekat Losoeng Batoe
sekarang, dan ia mendjadi saorang doekoen jang sangat dihormati orang.Sjahdan
pada soeatoe hari, adalah radja dari Pidjorkoling, mendapat penjakit keras
sekali, maka dipanggillah Namora Pandai Bosi akan mengoebati radja itoe,
setelah dioebatinja radja itoepoen semboehlah dari penjakitnja. Namora Pandai
Bosi memintak djadi selimoet jang lebar, jaitoe sapotong tanah, itoelah Loboe
Sitardas jang dekat Tolang sekarang. Maka Namora Pandai Bosi mendirikan
kampoenglah disana dan mendjadi radja disitoe, lagi ia sangat pandai didalam
pekerdjaan toekang besi, sampai sekarang masih banjak keris boetannja jang
djadi poesaka bagi ketoeroenannja dan kepada orang lain djoega.
Kata Sahiboelhikajat, maka pada soeatoe hari, Namora Pandai Bosi
pergi menjoempit boeroeng ke Ajoeara na bobar namanja, [sepoehoen kajoe
baringin]. Maka Namora Pandai Bosi, menjoempitlah dari satoe tempat jang soedah
diperboeatnja diatas dahan kajoe baringin itoe, maka banjaklah jang soedah
djatoeh boeroeng jang di soempitnja itoe, laloe toeroenlah ia, tetapi
saekorpoen tiada diperolehnja, djadi hairanlah ia memikiri hal itoe maka
bersemboenilah ia laloe menjoempit poela, tetekala boeroeng itoe djatoeh,
nampaklah padanja datang saorang perampoen mengambil boeroeng jang djatoeh kena
soempit itoe. Setelah Namora Pandai Bosi, melihat perampoean itoe, maka
toeroeanlah ia, laloe ditangkapnja perampoean itoe, hingga regang meregang,
achirnja perempoean itoe membawa dia keroemah bapanja, dan iapoen kawinlah
dengan perempoean itoe.
Kata setengah riwajat perampoean itoe anak Loeboe, kerena
sekarang pada goenoeng barisan jang bersamboeng dengan goenoeng disitoe,
terdapat beberapa Loeboe. Tetapi pada pendapat penoelis ini, boleh djadi dari
anak oarng boenian, kerena sekarang adalah terdapat, jang diseboet orang
kampoeng, orang siboeniandi Naboendong djalan ke Padang Lawas, bertentangan
dengan kajoe baringin jang terseboet diatas. Sesoedahnja hamil perampoean itoe,
Namora Pandai Bosipoen kembalilah ke kampoengnja.Setelah genap boelannja,
dilahirlah anak Namora Pandai Bosi, kembar, jaitoe doea orang laki laki jang
dinamai oleh maknya Si Baitang dan Si Langkitang.
Sesoedah Si Baitang dan Si Langkitan beroemoer 16 tahoen
maknjapoen menjoeroeh merikaitoe mentjahari bapanja; maka pergilah merikaitoe
mentjahari bapanja, Namora Pandai Bosi. Lama kelamaan sampailah merikaitoe di
Loboe Sitardas, dimana kampoeng bapanja.
Maka maaloemlah bagaimana besar hati Namora Pandai Bosi waktoe
ia tahoe, bahoea kedoea anak itoe anaknja.Adapoen Si Baitang dan Si Langkitang,
tinggallah dengan bapanja, bekerja toekang besi. Oleh ketjakapan dan kepandaian
kedoea anak itoe, maka tjimboeroeanlah isteri Namora Pandai Bosi jang toea,
kerena pada sangkanja, tentoe anaknja nanti terbelakang dan Si Baitang serta Si
Langkitang termoeka. Oleh sebab itoe, setiap hari ditjatjinja kedoea anak itoe
dan dikatanja anak bintjatjak, anak bintjatjau, anak singiang ngiang rimbo,
anak dapeq ditepi bandar.
Oleh kerena maki dan nista itoe, moefakatlah kedoea anak itoe
akan pergi dari sana laloe pergilah merekaitoe minta idzin dari bapanja, dan
bapanjapoen memberi idzin, dan memberikan tandoek kerbau moering dan saboeah
soempitan; maka kedoea barang itoe, kiranja telah diisi oleh Namora Pandai Bosi
dengan emas, soepanja bininja djangan tahoe ia memberikan emas itoe. Maka
pergilah merikaitoe dan tinggal berladang diloear kampoeng, tiada begitoe
djaoeh dari kampoeng itoe.
Waktoe Namora Pandai Bosi meninggal doenia datanglah Si Baitang
dan Si Langkitang membawa saekor kerbau akan toeroet berkaboeng, dalam hal
itoe, isteri Namora Pandai Bosi dan anak anaknja tiada memberi idzin merikaitoe
masoek dikampoeng Sitardas, maka dipotongnja kerbau jang dibawa merikaitoe
diloear kampoeng itoe, diikatnja dimana sapoehoen kajoe bangsa patai, jang
poetjoeknja dihantakkan ketanah, sampai kini dahan kajoe itoe semoeanja
mengadap kebawah, jang orang namai poehoen itoe “rampa simanoenggaling”.
Setelah selesai dari pada jang demikian itoe, maka pergilah
merikaitoe mentjahari tempat, dimana ada bersoea moeara batang ajer jang
bertentangan, kerena sepandjang oesiat bapanja Namora Pandai Bosi. Maka
bersoealah merikaitoe dengan moeara batang ajer bertentangan di Kota Nopan,
maka tinggallah merikaitoe disitoe mendirikan kampoeng, itoelah kampung jang
dinamai Si Ngengoe.
Si Baitang tinggal di Si Ngengoe, itoelah ketoeroenan Kepada
koeria Si Ngengoe, Tambangan dan Soeroematinggi, dan Si Langkitang pergi arah
kemoedik, itoelah ketoeroenan kepala koeria Tamiang, Manambin, Pakantan Lambah
dan Pakantan Boekit; demikianlah tambo kedoea ketoeroenan ini ditoelios dengan
ringkas sahadja menoeroet karangan Radja Moelia.
Html boost
Wisben.com
The feed providing these headlines is not available.
16 June 2005
Djaman doeloe, terseboetlah sorang radja sakti mandragoena jang
gagah perkasa di wilajah prijangan, jang berdjoeloek Praboe Gelo Sipatoegelo.
Seperti oemoemnja radja jang berkoewasa, ini radja poenja kegemaran jang
--lagi2 standard seorang radja djaman itoe-- berboeroe....
Djaman itoe, wilaja sebela oetara prijangan (Bandoeng djaman
sekarang) adalah wilajah hoetan jang loewas tiada terkira dan tiada tedjamah
manoesia seorangpeon itoe. Dan soeda djadi boewah bibir dimana2, hoetan disitoe
terkenal banja matjan, sebagai binatang jang paling banja diboeroe di waktoe
itoe...
Praboe Gelo sendiri djikalaoe berboeroe slaloe membawa sloeroe peonggawa jang dia orang peonja, termasoep djoega selir2nja jang paling tjanti'. Seloeroe poenggawanja soeda ma'loem atas itoe hal. Pada soewatoe moesim berboeroe, itoe Radja memoetoesken oentoe berboeroe ke daerah sebela oetara prijangan demi mendapatken koelit matjan boewat sandaran itoe radja poenja takhta, karena soeda dirasa, bahwa dia orang peonja sandaran soedalah terlaloe lama tiada diganti poen.
Praboe Gelo sendiri djikalaoe berboeroe slaloe membawa sloeroe peonggawa jang dia orang peonja, termasoep djoega selir2nja jang paling tjanti'. Seloeroe poenggawanja soeda ma'loem atas itoe hal. Pada soewatoe moesim berboeroe, itoe Radja memoetoesken oentoe berboeroe ke daerah sebela oetara prijangan demi mendapatken koelit matjan boewat sandaran itoe radja poenja takhta, karena soeda dirasa, bahwa dia orang peonja sandaran soedalah terlaloe lama tiada diganti poen.
Singkat tjerita, berangkatlah rombongan Praboe Gelo Sipatoegelo
ke oetan terseboet. Berhari2 mereka mengoebek2 itoe hoetan, namoen nasib sijal
ternjata menjertai itoe rombongan, dengan tiadanja matjan moentjoel barang
seekorpoen itoe...
Boewat menoetoepin rasa kesalnja, sang praboe kembali ke
kemahnja oentoe 'melampiajaskan' itoe hasrat seksoeil terhadap dia orang poenja
selir. Di tengah pergoemoelan asmara jang bener2 panas, tiba2 ada pradjoerit
rendahan jang njelonong masoep ke Gelo sipatoegelo poenja kemah, temtoe sahadja
sang Praboe dan selirnja jang sedang dalem ke'adaan boegil terkedjoet setengah
mampoes dan setjara replek berteriak, " aSOE....BANGsaaaaaaaaaaaaaatt
!"
Semendja itoela, daerah disebela oetara prijangan terkenal
dengan seboetan SOEBANG....
Note: ki koeaingdiandjingkeunsiah! Adala seorang pemerhati boedaja...toelisan beliaoe tela tersebar dari atjheh sampe tanamera, boven digoel, dengen gajanja jang propokatip en segerr...
Note: ki koeaingdiandjingkeunsiah! Adala seorang pemerhati boedaja...toelisan beliaoe tela tersebar dari atjheh sampe tanamera, boven digoel, dengen gajanja jang propokatip en segerr...
Html boost
Wisben.com
The feed providing these headlines is not available.
Baroe ini tempoh ik mengalamin mas'alah dengen itoe hosting
prodeo ik poenja idool. Godverdomme !! semoewa gif ik tida
bisa tampiil poen, tida bisa kasi oendjoe ke koew orang samoewa poenja mahoe
itoe....
Html boost
Wisben.com
The feed providing these headlines is not available.
15 June 2005
aing geuleuh siah...!
Html boost
Wisben.com
The feed providing these headlines is not available.
sumber: http://koeaing.blogspot.com/2005_06_12_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar